Seorang Anak Lompat Dari Atas Gedung Apartemen Setelah Bermain PUBG

https://esports.id/img/content/929420180907034801.jpg
Game Player Unknow Batle Ground

Dunia game sudah semakin berkembang baik melalui console, PC maupun mobile, mulai dari grafik dan cerita dikemas sedemikian rupa oleh developer agar game dapat menarik minat pemainnya. Usia pemain game juga sangatlah beragam mulai dari anak-anak hingga mereka yang sudah berumur dan memang game holic. Sebenarnya dalam pembuatan sebuah game, banyak developer yang mencantumkan batas umur minimal untuk boleh memainkan suatu game, akan tetapi banyak pemain yang tidak memperhatikan hal tersebut. 

Banyak game yang menampilkan adegan kekerasan dan berdarah dimainkan anak berusia dibawah 18 tahun. Hal ini menjadi problema tersendiri bagi orang tua terhadap pengaruh prilaku anaknya di lingkungan sekitar nanti, perhatian orang tua sangatlah diperlukan dalam memilih dan menjelaskan bahwa yang terjadi di game hanyalah hal fiktif belaka dan memperhatikan game yang dimainkan bisa memberikan dampak secara psikis atau tidak.

Seperti tragedi yang dialami anak usia 13 tahun dari Haimen, Jiangsu di Cina bernama XU Tiaci, ia ditemukan tewas secara tragis setelah meloncat dari lantai empat apartemen tempatnya tinggal.

Anak bernama Xu Tianci ini kabarnya lompat dari apartemen pada pukul 1 dini hari waktu setempat, usai dirinya bermain game PUBG (Player Unknow Batle Ground) mobile. Sang ibu, Yu Lihua menuding bahwa PUBG menjadi penyebab anaknya melakukan tindakan nekad tersebut.

https://esports.id/img/content/908520180907034850.jpg
Seorang Anak Lompat Dari Atas Gedung Apartemen Setelah Bermain PUBG

Ia menuduh bahwa anaknya telah disugesti oleh game bergenre battle royale tersebut hingga yakin dirinya bisa melakukan hal-hal seperti karakter game yang dikendalikannya, yakni loncat dari bangunan dan tidak mengalami cidera serius. Faktanya memang sebelum hal naas itu terjadi, Xu Tianci sedang main PUBG dan sama sekali tidak menunjukkan emosi tertekan atau menyiratkan hasrat mengakhiri hidupnya.

Ibunya mengatakan, bahwa Xu Tianci adalah seorang anak yang ceria dan memiliki banyak teman, sehingga tak ada beban bagi anaknya sehingga membuatnya ingin bunuh diri.

Tak tanggung-tanggung Yu Lihua kemudian mengungkapkan keinginannya untuk menuntut perusahaan pembuat PUBG dan meminta pertanggung jawaban agar tidak terjadi hal serupa kepada anak-anak yang lain.

Banyak juga yang memberikan kritikan kepada ibu dari korban tersebut, mereka beranggapan bahwa sang ibu tidak memberikan perhatian yang cukup kepada sang anak saat bermain game. Akan tetapi sang ibu tetap bersikeras untuk menuntut PUBG dan mengatakan akan menyumbangkan uang hasil tuntutannya tersebut jika menang.

"Aku ingin meningkatkan rasa kesadaran tentang masalah ini sehingga anak-anak lain tidak mengalami hal yang sama. Aku lebih memilih anakku kembali dibanding mendapatkan uang tersebut. Aku harap orang tua lain tidak merasakan hal yang sama sepertiku," tutur Yu Lihua.

Meski belum tentu tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh anak tersebut adalah akibat dari bermain PUBG, kejadian tersebut membuktikan, bawa peran serta orang tua, unutk memperhatikan anaknya saat bermain game saat diperlukan. 

Bimbingan orang tua kepada anak bahwa yang ada di dalam game hanyalah fiktif perlu ditanamkan  kepada anak, agar mereka tidak melakukan tindakan ekstrim yang ditunjukkan dalam game yang meraka mainkan. 

 Dilansir Dari ESports.id (Klik Link untuk membuka)

Baca Juga : Hindari Cyber Bullying, Bimbing Anak Saat Berinternet

0 Komentar